Sabtu, 07 Agustus 2010

Shalat Tarawih

Bukhori meriwayatkan dari Aisyah: Pada suatu malam, Rasulullah shalat di masjid, kemudian orang-orang pun menyusul dibelakangnya. Pagi harinya orang-orang membicarakan kejadian malam itu. Pada malam berikutnya, jumlah orang yang berkumpul lebih banyak lagi, dan mereka pun shalat bersama Nabi. Pagi harinya, orang-orang kembali membicarakan kejadian tadi malam. Pada malam ketiga jumlah bertambah lebih banyak untuk shalat bersama Nabi. Pada malam keempat, beliau tidak ke masjid dan hanya berdiam dirumahnya. Menjelang subuh beliau baru keluar seusai shalat subuh, Rosulullah berdiri menghadap jamaah sambil berkata, " Amma ba'du, pada hakekatnya aku tidak meragukan kesungguhan ibadah kalian. Yang aku khawatir, kalau shalat ini diwajibkan, kalian tidak dapat melakukannya." Dan sampai Rosullah meninggal tidak terjadi peruahan hukum dalam shalat Tarawih.

Adapun tata cara shalat Tarawih adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Aisyah: Rasulullah tidak menambah lebih dari sebelas rakaat, baik pada bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Beliau shalat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan lamanya, kemudian beliau shalat empat rakaat lagi dan jangan tanyakan tentang baik dan lamanya. setelah itu, beliau shalat tiga rakaat.

Dalam al-Muwathta diterangkan, sepeninggal Rasulullah Umar memerintahkan Ubay bin Ka'b dan Tamim ad-Dari untuk menjadi imam dalam sebelas rakaat itu. Imam membaca kira-kira dua ratus ayat hingga kami bersandar dengan tongkat, karena lamanya berdiri dan kami baru selesai shalat saat terbit fajar. Dalam kitab yang sama juga disebutkan, bahwa kaum muslimin pada masa Umar shalat di bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat. Dalam suatu riwayat dikatakan, imam membaca surat al-Baqarah dalam 8 rakaat, kemudian pada 12 rakaat berikutnya bacaan al-Qur'annya diperpendek. Abu Bakar ash-Sidiq mengatakan, "Kami baru pulang pada malam bulan Ramadhan- dari qiyamul lail dan menyuruh para pembantu untuk segera makan karena khawatir jika fajar keburu terbit.

Kebanyakan imam masjid saat ini tidak berfikir dan tidak punya malu, buktinya dalam praktik shalat, terutama shalat tarawih mereka shalat sebanyak 23 rakaat tak lebih dari 20 menit dangan membaca surat al A'la atau ad-Dhuha atau sepotong surat as-Rahman. shalat seperti ini, menurut semua madzhab yang ada, tidak boleh dilakukan oleh setiap muslim, ini merupakan shalatnya orang munafik. Firman Allah, "Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' dihadapan manusia dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.: (QS. An-Nisa : 142)
Shalat seperti ini bukan shalatnya orang yang beriman sebagaimana yang digambarkan oleh Allah, " Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusu' dalam shalatnya" (QS. Al-Mu'minun: 1-2)

1 komentar: